welcome

Thursday, December 23, 2010

Lelaki tanpa hati (reply)

Imam Al-Banna menulis,
Saudaraku.
wa'alaikumussalam warahmatullah hiwabarakatuh.

Saya telah membaca suratmu dan sangat terpengaruh oleh kejujuran bahasamu, keindahan keberanianmu, lembutnya kesedaranmu, dan hidupnya hatimu.
Saudaraku ,engkau bukan orang yang hatinya mati seperti yang engkau kira. Akan tetapi, engkau adalah seorang pemuda yang perasaannya tajam, jiwanya bersih, dan nuraninya lembut. Seandainya tidak bersifat demikian, tentulah engkau tidak menuduh dirimu dan tidak engkau ingkari perasaanmu. Akan tetapi besarnya semangat dan jauhnya tujuan, membuatmu menganggap kecil urusanmu yang besar dan engkau mengharapkan tambahan untuknya. Tidak ada masalah dalam hal itu dan memang itu harus terjadi.
Saya merasakan apa yang engkau kira , saya berjalan sebagaimana engkau berjalan dan saya akan berusaha untuk mengajukan beberapa nasihat. Jika nasihat-nasihat tersebut bermanfaat bagimu dan dengan melaksanakan engkau lihat dapat menghapuskan dahaga serta mengubati sakitmu, maka alhamdulillah, atas taufikNya. Namun jika tidak demikian, maka saya senang untuk bertemu denganmu agar kita saling bekerja sama untk menganalisis penyakit dan menentukan ubatnya,
Berteman dengan orang-orang yang khusyuk yang selalu merenung, bergaul dengan orang-orang yang selalu berfikir dan menyendiri, dekat denan orang-orang yang bertaqwa dan soleh yang dari mereka terpancar hikmah dan dari wajah mereka terpancar cahaya, dan hati mereka bertambah dengan makrifat (dan jumlah mereka adalah sedikit) adalah ubat yang mujarab.Berusahalah berteman dengan orang-orang sepreti mereka, selalu bersama mereka, kembali kepada mereka dan engkau sambung rohmu dengan roh mereka, jiwamu dengan jiwa mereka, jiwamu dengan jiwa mereka serta engkau habiskan kebanyakan waktu kosongmu bersama mereka. Hati-hatilah dari orang yang "mengaku-ngaku". Carilah mereka yang perilakunya membuatkanmu bangkit
, perbuatannya membawamu berbuat baik dan jika engkau melihatnya maka engkau teringatkan Allah.
Berteman dengan orang-orang yang seperti ini adalah salah satu ubat yang paling mujarab, kerana watak manusia sering mencuri, sehingga hati terpengaruh oleh hati dan jiwa pun mengambil dari jiwa. Oleh kerana itu, berusahalah untuk menemukan jiwa-jiwa yang soleh sebagai teman.
Saudaraku. berfikir, berzikir di waktu-waktu yang bersih, menyendiri, bermunajat, merenungi alam yang indah serta menakjubkan, menggali rahsia keindahan dan keagungan dari alam, meneliti dengan hati dan berzikir dengan lisan dan pengaruh keagungan yang mengagumkan serta hikmah yang agung, ini termasuk hal yang memberi kehidupan kepada hati dan menyinari kalbu dengan keimanan dan keyakinan.


Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal"(Ali Imran [3]: 190)


Saudaraku, selanjutnya berfikir tentang masyarakat, melihat pelbagai penderitaan, kebahgiaan, kesulitan dan kemakmuran, serta menjenguk orang-orang yang sakit, menghiburkan orang-orang yang ditimpa bencana dan mengenali sebab-sebab kesengsaraan yang berupa pembangkangan, kekafiran, kezaliman, pelanggaran, sikap mementingkan diri sendiri, egois, terpedaya dengan hal-hal yang sementara, semua ini merupakan sentuhan bagi dawai-dawai hati yang menyatukan cerai-berainya dan menghidupkan kematian. Maka berusahalah agar keberadaanmu menjadi penghibur bagi orang-orang yang sengsara dan ditimpa bencana. Tidak ada hal yang pengaruhnya lebih kuat terhadap perasaan berbuat baik kepada orang yang sangat-sangat memerlukan , membantu orang-orang yang teraniaya atau berkongsi rasa dengan orang yang susah dan sedih.
Saudaraku, hati ada di tangan Allah. Dia merubahnya sesuai dengan kehendakNya. Oleh kerana itu, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, agar Dia memberikan kehidupan kepada hatimu, membuka dadamu dengan iman dan melimpahkan keyakinan kepadamu sebagai anugerah serta nikmat dariNya. Berdoalah di waktu-waktu mustajab dan waktu-waktu sahur. Kerana doa di waktu sahur adalah anak panah yang meluncur yang tidak berhenti hingga sampai ke 'Arasy. Saya tidak meragukan keikhlasanmu dalam mencapai tujuan dan kejujuran dalam pengakuanmu,


Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang bertaqwa" (Al-Maidah [5]:27)


saudaramu,
Hasan Al-Banna

RUJUKAN
Menjadi Hamba Rabbani, Dr Majdi Al-Hilali

No comments: