Adam,
Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu. Sesungguhnya aku
adalah hawa,temanmu yang kau pinta semasa kesunyian disyurga dahulu.
Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi,tidak heranlah jika
perjalanan hidupku sentiasa inginkan bimbingan darimu.
Adam,
Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih banyak jumlahnya dari kaummu
dikala akhir zaman ini. Itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusannya,
karena andainya Allah mentakdirkan jumlah kaummu mengatasi kaumku niscaya
merahlah dunia ini dengan darah manusia. Kacau balau suasana Adam
sesama Adam bermusuhan hanya karena Hawa.
Buktinya cukup nyata dari peristiwa Habil dan Qabil. Sehinggalah pada zaman
cucu-cicitnya juga. Jika begitu maka tidak selaraslah undang-undang Allah Yang
mengharuskan adam beristeri lebih dari satu tetapi tidak melebihi empat orang
dalam satu masa.
Adam,
Bukan karena banyaknya isterimu membimbangkan daku.Bukan
karena sedikitnya bilanganmu memunsingkanku. Tetapi aku risau,gundah dan
gulana menyaksikan tingkahmu. Sejak dahulu telah kuketahui bahwa seharusnya
aku tunduk tatkala telah menjadi isterimu.Patutlah terlalu berat lidahku
berbicara untuk menyatakan isi hati ini. Namun sebagai hamba Allah, Aku
sayang padamu.
Adam,
Sebagaimana didalam Al-Quran telah menyatakan yang engkau diberi kuasa
terhadap wanita.Kau diberi amanah mendidikku. Kau diberi tanggungjawab
untuk menjagaku,memperhatikan dan mengawasiku agar redha Allah
sentiasa menaungi.Tetapi Duhai Adam, lihatlah dunia kini.
Apa yang telah terjadi terhadap kaumku?
Kini, Aku dan kaumku telah ramai yang mendurhakaimu. Banyak yang telah
menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan. Asalnya Allah mengkehendaki aku
tinggal tetap dirumah.Dijalan-jalan,dipasar,di bandar-bandar bukanlah tempatku.
Jika terpaksa,aku keluar dari rumah seluruh tubuhku ditutup dari ujung
rambut sehingga keujung kaki. Tapi realitinya kini, aku telah lebih dari yang
sepatutnya.
Adam,
Mengapa kau biarkan daku begini? Selayaknya aku ibu dan guru kepada anak-
anakmu. Tetapi kini, aku jadi ibu,guru dan aku jugalah yang memikul senjata.
Padahal engkau duduk saja. Ada diantara kau yang menganggur tidak bekerja.
Kau perhatikan saja aku naik tangga bambu. Apakah kau sekarang tidak seperti
dahulu? Apakah sudah hilang kasih sucimu kepadaku?
Adam,
Marahkah kau jika ku katakan terperosoknya hawa sekarang engkaulah yang
harus dipersalahkan! Kenapa kau? Bukankah orang sering bicara, Jika anak jahat
maka ibu bapak yang tidak pandai mendidik, Jika murid bodoh,guru tidak
pandai mengajar. Jadi secara formulanya, Aku salah,kaulah penyebabnya!!!
Adam,
Kau selalu mengatakan, Hawa memang degil! Tidak mau dengar kata!
Tidak mudah makan nasehat! Kepala batu!Tetapi duhai Adam,
Seharusnya kau bertanya kepada dirimu, Siapakah teladanmu? Siapakah
rujukanmu? Dalam mendidik aku yang lemah ini. Adakah teladanmu Muhammad
s.a.w? Adakah rujukanmu Muhammad s.a.w? Adakah akhlak-akhlakmu boleh
dijadikan contoh buat kami kaum Hawa?
Adam,
Sebenarnya kaulah imam dan aku adalah makmummu.Aku adalah pengikut-
pengikutmu Karena kaulah amir. Jika kau benar maka benarlah aku. Jika kau
lalai,lalailah aku. Lupakah kau duhai Adam? Kau punya satu kelebihan anugerah
Allah. Akalmu sembilan, nafsumu satu.Dan aku, akalku satu nafsuku beribu! Dari
itu Adam,gunakanlah ketinggian akalmu untuk membimbingku.
Pimpinlah tanganku karena aku sering lupa dan lalai. Seringkali aku tergelincir.
Bimbing dan bantulah aku dalam menyelami kalimah Allah. Perdengarkanlah aku
kalimah syahdu dari Allah agar duniaku sentiasa dijalan rahmah.Tiupkanlah roh
subhana wata'ala.
Adam,
Andainya kau masih lalai karenamu sendiri. Masih segan mengikut langkah para
sahabat baginda. Masih gentar mencegah mungkar.Maka kita tunggu dan lihatlah
dunia ini akan hancur bila aku yang memerintah. Malulah engkau
Adam. Malulah engkau pada dirimu sendiri. Wallahualam..
HAWA
2 comments:
perkongsian yang terbaik lah .
:)
uhibbuki filah ya ukhti..
semoga apa yang dari hati akan sampai ke hati..
Post a Comment